Karena Takut Pendukung Donald Trump, Sejumlah Karyawan Twitter Kunci Akun
Karena Takut Pendukung Donald Trump, Sejumlah Karyawan Twitter Kunci Akun
Kerusuhan oleh massa pendukung Donald Trump yang berjalan di Capitol Hill, Washington DC, membawa dampak akun Twitter Donald Trump dibekukan secara permanen.
Rupanya para pendukung Donald Trump tidak menerima dengan sikap Twitter yang membekukan permanen akun jagoannya.
Pasang Bola
Para pendukung Donald Trump pun pernah maksud menggeruduk kantor pusat Twitter gara-gara terasa keputusan Twitter membungkam kebebasan berpendapat.
Kini, sejumlah karyawan Twitter menentukan untuk menggembok akun mereka. Bahkan para karyawan Twitter menghapus biografi profilnya gara-gara kuatir bisa saja menjadi obyek pendukung Trump. Demikian dikutip dari laman The Verge, Senin (18/1/2021).
Beberapa pejabat eksekutif Twitter termasuk udah dikawal oleh petugas keamanan khusus gara-gara perusahaan mempertimbangkan keputusannya membekukan salah satu akun dengan suara paling berpengaruh di dunia.
Perlu diketahui, akun Donald Trump @realDonaldTrump dibekukan secara permanen oleh pihak Twitter pada 8 Januari 2021.
Akun Twitter Donald Trump tersebut dibekukan gara-gara udah dianggap mengeluarkan hasutan yang bisa mengakibatkan kekerasan lebih lanjut.
Dalam salah satu cuitannya pada 6 Januari 2021, Donald Trump mengajak para pendukungnya untuk perlihatkan kekuatan dan berjuang lebih keras dengan jalankan protes di Capitol Hill.
Trump termasuk mencuit, Wakil Presiden Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk jalankan apa yang semestinya dilakukan. Donald Trump termasuk mencuitkan kalimat “kami mencintaimu” kepada para pendukungnya.
Dewan Perwakilan Rakyat AS kemudian memakzulkan Donald Trump untuk ke-2 kalinya pada 13 Januari selanjutnya gara-gara dianggap udah mengumumkan hasutan pemberontakan.
Menurut Twitter, CEO Jack Dorsey yang bekerja remote dari pulau pribadinya di hari kerusuhan tidak seluruhnya yakin larangan selagi atas akun presiden Donald Trump adalah keputusan yang tepat.
Eksekutif Twitter menjelaskan kepada Jack Dorsey, respon pada cuitan Trump sehari sesudah kerusuhan perlihatkan ada bisa saja berjalan kekerasan yang lebih gawat di dunia nyata.
Akhirnya, Twitter memutuskan untuk jalankan pembekuan akun Twitter Donald Trump secara permanen.
Selanjutnya, lebih dari 300 karyawan Twitter di tandatangani petisi internal yang menyerukan penangguhan permanen akun Trump. Namun menurut laporan The New York Times, perusahaan udah memutuskan untuk membekukan akun Donald Trump.
Setelah Twitter, Snapchat mengeluarkan keputusan penghapusan permanen akun Presiden Donald Trump. Twitch dan Facebook pun menerapkan larangan tanpa batas pada akun Donald Trump.
Pihak Facebook menjelaskan, “risikonya terlampau besar jikalau melepas presiden terus manfaatkan layanan kami.”
Tidak hanya itu, platform online Shopify menghapus kampanye Trump.
Sementara, dalam utas cuitan, Jack Dorsey mengatakan, membekukan akun Trump adalah keputusan tepat bagi Twitter.
“Kekerasan dan rusaknya offline akibat pidato online terbukti nyata dan mendorong kebijakan penegakan kami di atas segalanya. Twitter mesti lihat secara gawat inkonsistensi kebijakan dan penegakan layanannya,” kata Dorsey dalam cuitan.